WARGA SAMBUT ANTUSIAS PELATIHAN PENYELENGGARAAN KIFAYAH JENAZAH

WARGA SAMBUT ANTUSIAS PELATIHAN PENYELENGGARAAN KIFAYAH JENAZAH

Foto bawah : Masjid Jami' Nurul Huda Loa Bakung Samarinda diresmikan Ahad 26 Rabi'ul Awwal 1433 Hijriyah = 19 Februari 2012 Miladiyah.







Rapat Rukun Kematian Al-Ikhlas Loa Bakung Samarinda

Rapat Rukun Kematian Al-Ikhlas Loa Bakung Samarinda

SOSIALISASI NORMALISASI SUNGAI DI LOA BAKUNG

SOSIALISASI NORMALISASI SUNGAI DI LOA BAKUNG

Warga nampak antusias mendengarkan penjelasan Lurah Loa Bakung H. Kimsuri tentang rencana normalisasi sungai, mereka menyambut baik dan mendukung tencana tersebut. Acara berlangsung pada hari Senin, 18 April 2011 pukul 14.30 - 15.30 WITA. bertempat di teras bangunan Klinik Bersalin Muhammadiyah. yang dalam waktu dekat akan mulai difungsikan.

BELAJAR DARI SEJARAH

BELAJAR DARI SEJARAH
Ide tulisan ini muncul ketika penulis menyaksikan berita tentang Gayus setelah vonis, bersamaan dengan itu mendengarkan pula TV Tepian Chanel yang menyiarkan bacaan Al-Qur'an surat Yusuf dan terjemahannya

Jumat, 24 Desember 2010

WARGA LOA KUMBAR, KINI MASIH BERSABAR


CAMAT Sungai Kunjang Nurrahmani, S.IP, MM beserta rombongan mengadakan kunjungan ke daerah terpencil di wilayah kerjanya yaitu Loa Kumbar, Kamis 23 Desember 2010. Berangkat dari Kantor Kecamatan pukul 08.30 WITA dan kembali sampai di tempat semula pukul 13.00 WITA. Rombongan ber jumlah 19 orang, ikut serta dalam rombongan tersebut Kepala KUA Sungai Kunjang, Ketua dan Anggota BAZ Sungai Kunjang, dokter dari PUSKESMAS Loa Bakung, dan staf Kecamatan Sungai Kunjang.

Secara administratif, Loa Kumbar adalah termasuk wilayah Kelurahan Loa Buah, yaitu RT 19. Sebenarnya lokasi Loa Kumbar tidaklah terlalu jauh, tidak lebih dari 10 km ke arah ulu dari Jembatan Mahulu, hanya saja belum ada akses jalan darat untuk mencapai daerah tersebut, sehingga untuk mencapainya rombongan naik kapal dari dermaga Loa Buah yang perlu waktu sekitar setengah jam.

Walaupun demikian, belum adanya akses jalan darat menuju ke Kelurahan Loa Bahu ataupun ke Kecamatan Sungai Kunjang membuat warga setempat lebih banyak berinteraksi dengan warga Desa Loa Duri di Kabupaten Kutai Kertanegara yang yang untuk mencapainya dengan naik perahu atau ces.

Begitu sampai di dermaga Loa Kumbar yang terlihat bangunan bekas Pabrik Plywood PT Wahana Rimba Kencana yang telah tidak terawat lagi karena telah ditutup. Sekolah Taman Kanak-Kanak yang menempati sebagian bekas kantor kantor perusahaan tersebut sungguh amat memprihatinkan, muridnya tanpa pakaian seragam dan gurunyapun berpakaian seperti biasa pakaian di rumah. Kondisi inilah yang menggugah Camat Sungai Kunjang untuk mengajak rombongannya untuk melihat bersama dan mengharapkan pemikiran untuk memajukannya.

Ketua RT 19 Loa Kumbar Ardiansyah didampingi seorang warganya Abdullah menyampaikan informasi bahwa warganya sebanyak 77 Kepala Keluarga, sebagian bekerja sebagai petani dengan menanam pisang di ladang dan sebagian bekerja mencari pasir di Sungai Mahakam. Semula daerah ini cukup ramai ketika saat itu ada perusahaan plywood masih aktif berproduksi. Namun kini, setelah perusahaan tutup kondisi menjadi sepi, lebih menyedihkan lagi Mushalla yang ada di dalam pagar perusahaan tertutup pagar dan tidak dimanfaatkan lagi, padahal masyarakat memerlukannya.

Pendidikan anak-anak di lokasi ini mengalami kesulitan karena sekolah yang ada di tempat ini hanya TK, sedangkan untuk Sekolah Dasar dan SMP terpaksa sekolah di Loa Duri yang untuk mencapainya perlu naik perahu atau ces menyeberang sungai besar. Anak-anak banyak yang putus sekolah, pemuda yang berusia antara 15 sampai 25 tahun kebanyakan bekerja mencari paser di Sungai Mahakam. Sedangkan orang tua yang bertani dengan tanaman pisang kesulitan untuk memasarkan hasilnya. Hasil produksi pisang biasa dijual ke Pasar Subuh di Loa Janan Ulu, untuk mengangkut pisang ke pasar tersebut warga berangkat dari rumah sekitar pukul dua malam sehingga pagi subuh sampai di pasar dan dibeli oleh tengkulak yang sudah siap membeli dengan harga murah.

Pada kesempatan baik ini, Ardiansyah menyampaikan harapan warga setempat agar kondisi daerah ini yang terisolasi dapat segera diatasi yaitu dengan membangun jalan tembus menuju ke Kelurahan Loa Buah sehingga memudahkan anak untuk bersekolah. “Memang warga kami sampai kini masih bersabar, tetapi tidak ingin terus begini” mungkin demikian yang terbersit di dalam hatinya dan tidak sempat terucapkan.

Pada kesempatan kunjungan kali ini, Camat menyerahkan bantuan sebanyak Rp. 5.000.000,- kepada TK Cahaya Bunda yang diterima oleh Pembina TK Khairiyah, SPd. Dana bantuan berasal dari BAZ Kecamatan Sungai Kunjang.

Khairiyah menyatakan kegembiraannya atas perhatian Ibu Camat yang demikian besar terhadap TK yang dibinanya dan menyampaikan rencananya untuk menggunakan uang tersebut untuk menambah kelengkapan alat peraga dan seragam sekolah.

Kegiatan kunjungan ini juga dirangkai dengan penimbangan Balita di POSYANDU yang menempati Rumah Ketua RT, bersamaan dengan itu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis. Warga masyarakat setempat dengan antusiasme tinggi menyambut rombongan yang datang mengunjungi daerahnya.

Nurrahmani dalam sambutannya memberikan semangat kepada warga agar terus berupaya untuk maju, khususnya anak-anak harus sekolah karena sekolah perlu untuk mendapatkan bekal untuk kehidupan di hari depan. Oleh karena itu, mengajak semua pihak untuk ikut memikirkan pembangunan di daerah ini jangan sampai terus tertinggal seperti ini.

Gambar dan Info lebih lanjut silahkan buka album foto di face book Azkun Kunarso atau http://loabakungceria.blogspot.com

Sabtu, 31 Juli 2010

MASJID JAMI' NURUL HUDA LOA BAKUNG DAN ARAH KIBLAT

Garis merah adalah arah kiblat, dibandingkan dengan arah bangunan lama Masjid Jami' Nurulk Huda Loa Bakung ternyata tidak sama, arah bangunan terlalu ke kiri dibandingkan dengan arah kiblat.

Kamis, 15 Juli 2010

SAAT TEPAT PENENTUAN ARAH KIBLAT






Pada saat matahari tepat di atas ka'bah, Jum'at 16 Juli 2010 pukul 17.27' WITA, maka garis bayangan yang terbentuk dari suatu benda adalah sesuai dengan arah kiblat.











Sahabat angkasa, Muthoha Arkanudin, dibawah ini menuliskan hari khusus dan istimewa buat kaum muslimin, yaitu hari dimana pada jam tertentu merupakan saat matahari tepat berada diatas Kabah. Sehingga mudah bagi daerah-daerah lain untuk mengukur ulang, mengkoreksi atau malah membuat masjid baru yang mengarah ke kiblat.
Hari Meluruskan Arah Kiblat
Oleh : Mutoha Arkanuddin

Istiwa A’dhom, teknik sederhana namun akurat dalam penentuan arah kiblat.

Apakah arah kiblat masjid bisa berubah atau bergeser akibat gempa bumi maupun bergeraknya lempeng Bumi seperti isu yang tengah berkembang? Jawabannya tentu TIDAK! Artinya pengukuran sebelumnya memang yang membuat arah kiblat masjid tersebut tidak tepat.

Apakah arah kiblat cukup ke BARAT? Sebagaimana yang difatwakan oleh MUI beberapa waktu yang lalu? Jawabannya tentu TIDAK! Sebab di zaman sekarang menentukan arah kiblat semudah membalik telapak tangan (saking mudahnya RED)

“Dan dari mana saja engkau keluar (untuk shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka’bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan.” (QS. Al-Baqarah : 149)

“Baitullah ( Ka’bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram (Makkah) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi Timur dan Barat dari umatku” (HR. Al-Baihaqi)

“Jika kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat, lalu takbir, kemudian bacalah apa yang kamu hafal dari qur’an, lalu ruku’ sampai sempurna, kemudian i’tidal sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, kemudian duduk di antara dua sujud sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, lakukanlah yang demikian itu setiap rekaat.” (HR. Abu Hurairah)

Dalam ajaran Islam, mengadap ke arah kiblat atau bangunan Ka’bah yang berada di Masjidil Haram adalah merupakan tuntutan syariah dalam melaksanakan ibadah tertentu. Berkiblat wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah Muslim. Menghadap kiblat juga merupakan ibadah sunah ketika tengah azan, berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, menyembelih binatang dan sebagainya.
Theodolit dan GPS dikenal sebagai pengukur arah kiblat yang presisi, namun demikian penggunaan peralatan ini tergolong sulit dan mahal biayanya.

Berdasarkan kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terdapat beberapa kaidah yang sering digunakan untuk mengetahui ketepatan arah kiblat. Diantaranya adalah menggunakan kompas kiblat, kompas sajadah atau peralatan canggih seperti pesawat GPS dan theodoliti. Kini, melalui teknologi penginderaan jarah jauh yang disediakan cuma-cuma oleh Google via internet menggunakan software Google Earth atau secara online disediakan oleh situs-situs seperti Qibla Locator atau RHI Qibla Locator yang memanfaatkan fasilitas Google Map Api (GMA) kita dengan mudah dapat mengetahui arah kiblat sebuah bangunan masjid secara visual dan jelas. Namun demikian penggunaan kaidah-kaidah tersebut sering terkendala beberapa masalah. Kompas belumlah dikatakan sebagai alat ukur yang presisi. Sebab dalam penggunaannya, kompas sering mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut berupa penyimpangan jarum kompas baik oleh variasi magnetik secara global maupun atraksi magnetis secara lokal oleh logam di sekitarnya. Belum lagi skala kompas biasanya terlalu kasar. Sementara, penggunaan GPS dan theodolit untuk mengukur arah kiblat walaupun bisa mendapatkan hasil yang lebih presisi namun dalam prakteknya kedua peralatan tersebut tidak mudah didapatkan karena harganya yang cukup mahal. Walaupun Google Earth maupun fasilitas qibla locator secara online dapat membantu mengetahui arah kiblat secara visual dengan perhitungan yang sangat akurat, namun piranti tersebut bukan merupakan alat ukur yang presisi di lapangan dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.
Pada setiap tanggal 28 Mei dan 16 Juli Matahari tepat berada di atas Ka’bah.

Lantas apakah bisa mengukur arah kiblat secara presisi dengan biaya yang murah? Jawabannya adalah BISA! Yaitu dengan menggunakan fenomena astronomis yang terjadi pada hari yang disebut sebagai yaumul rashdul qiblat atau hari meluruskan arah kiblat karena saat itu Matahari tepat di atas Ka’bah. Fenomena yang terjadi 2 kali selama setahun ini dikenal juga dengan istilah Transit Utama atau Istiwa A’dhom.

Istiwa, dalam bahasa astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS posisi Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A’dhom yaitu saat Matahari berada tepat di atas kepala pengamat di lokasi tersebut.
Konsepnya sederhana! Saat Matahari di atas Ka’bah maka semua bayangan benda tegak akan mengarah ke Ka’bah

Hal ini bisa difahami sebab akibat gerakan semu Matahari yang disebut sebagai gerak tahunan Matahari. Ini diakibat selama Bumi beredar mengelilingi Matahari sumbu Bumi miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun Matahari terlihat mengalami pergeseran antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Pada saat nilai azimuth Matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa A’dhom yaitu melintasnya Matahari melewati zenit lokasi setempat.

Demikian halnya Ka’bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A’dhom yaitu setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu setempat dan 16 Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di Indonesia peristiwanya terjadi pada 28 Mei pukul 16.18 WIB dan 16 Juli pukul 16.27 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka’bah tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5 atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan Matahari.
28 MEI 2010 @ 16:18 WIB
16 JULI 2010 @ 16:27 WIB

MATAHARI TEPAT DI ATAS KA’BAH
POSISI MATAHARI = ARAH KIBLAT
BAYANGAN MATAHARI = ARAH KIBLAT
Untuk lebih akurat pengukuran disarankan menggunakan benang besar yang berbandul daripada sekedar menggunakan tongkat yang ternyata sulit membuatnya benar-benar tegak.
Saya menyebut untuk alat benang berbandul tersebut dengan istilah Solar Shadow Tracker (SST) – penjejak bayangan Matahari.

Teknik penentuan arah kiblat pada hari Rashdul Qiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga sudah banyak yang menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa A’dhom tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat yang benar.

Bahkan dengan menggunakan software khusus yang dapat mengetahui pergerakan benda langit secara presisi kapan secara persis terjadinya Istiwa A’dham dapat diketahui. Untuk tahun 2010 ini misalnya menurut software Starrynight Pro Plus Versi 6.3.8 yaitu sebuah software astronomi yang memiliki tingkat ketepatan sangat tinggi, peristiwa Istiwa A’dhom terjadi pada 28 Mei 2010 pukul 12:17:59 WS atau 16:17:59 WIB dan 16 Juli 2010 pukul 12:26:48 WS atau 16:26:48 WIB. Namun secara praktis angka tersebut bisa dibulatkan ke menit.
Tempat yang memungkinkan penentuan arah kiblat pada 28 Mei dan 16 Juli hanya di daerah terang saja.

Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan adalah ke Timur, maka arah bayangan yang menuju ke tongkat adalah merupakan arah kiblat yang benar. Jika anda khawatir gagal karena Matahari terhalang oleh mendung maka toleransi pengukuran dapat dilakukan pada H-2 hingga H+2. Satu hal penting yang harus kita perhatikan adalah JAM yang kita gunakan hendaknya sudah terkalibrasi dengan tepat. Untuk mengetahui standard waktu yang tepat bisa digunakan tanda waktu saat Berita di RRI, layanan telpon 103 atau menggunakan jam atom yang disediakan oleh layanan internet.
Istiwa A’dhom di antipode (Nadir) Ka’bah dapat digunakan sebagai acuan penentuan arah kiblat secara presisi untuk wilayah yang tidak memungkinkan melakukan penentuan arah kiblat pada 28 Mei dan 16 Juli.

Penentuan arah kiblat menggunakan fenomena ini hanya berlaku untuk tempat-tempat yang pada saat peristiwa Istiwa A’dhom dapat secara langsung melihat Matahari. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu Matahari sudah terbenam seperti Wilayah Indonesia Timur (WIT) praktis teknik ini tidak dapat digunakan. Maka ada fenomena lain yang dapat digunakan oleh daerah-daerah tersebut sehingga dapat mengetahui arah kiblat secara presisi. Fenomena itu adalah saat Matahari berada tepat di bawah Ka’bah yaitu saat Istiwa A’dhom terjadi di titik Nadir (Antipode) Ka’bah yang terjadi pada setiap tanggal 13 Januari dan 28 November.

Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A’dhom :

1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/ langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya.
2. Sediakan tongkat lurus panjang minimal 1 meter. Akan lebih bagus jika menggunakan benang besar yang diberi bandul sehingga tegak benar.
3. Siapkan jam/arloji yang sudah dicocokkan / dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/ televisi/ internet atau telpon ke 103.
4. Tentukan lokasi pengukuran; di dalam masjid (diutamakan) atau di sisi Selatan Masjid atau di sisi Utara atau di halaman depan masjid. Yang penting tempat tersebut datar dan masih mendapatkan penyinaran Matahari saat peristiwa Istiwa A’dhom berlangsung.
5. Pasang tongkat secara tegak dengan bantuan lot tukang (jika menggunakan tongkat) atau pasang benang lengkap dengan bandul serta penyangganya di tempat tersebut. (Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya fenomena agar tidak terburu-buru)
6. Tunggu sampai saat Istiwa A’dhom terjadi dan amatilah bayangan Matahari yang terjadi. Berilah tanda menggunakan spidol, benang, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda lurus. Maka itulah arah kiblat yang sebenarnya
7. Gunakan benang, sambungan pada tegel lantai, atau teknik lain yang dapat meluruskan arah kiblat ini ini ke dalam masjid. Intinya yang hendak kita ukur sebenarnya adalah garis shaff yang posisinya tegak lurus (90°) terhadap arah kiblat. Maka setelah garis arah kiblat kita dapatkan untuk membuat garis shaff dapat dilakukan dengan mengukur arah sikunya dengan bantuan benda-benda yang memiliki sudut siku misalnya lembaran triplek atau kertas karton.

Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing. Semoga cuaca cerah.

Semoga dengan lurusnya arah kiblat kita, ibadah shalat yang kita kerjakan menjadi lebih afdhal dan doanya lebih dikabulkan. Amin.

Keterangan lengkap hubungi Rukyat Hilal Indonesia (RHI) di 0274-552630 atau 08122743082.

CATATAN:
Untuk lebih akurat yg 28 Mei, hari sebelumnya dikurangi 3 menit per hari sesudahnya ditambah 3 menit per hari. Yang 16 Juli hari sebelumnya ditambah 3 menit per hari sesudahnya dikurangi 3 menit per hari. Masih cukup presisi. Kalaupun tidak dikoreksi jg masih ckp akurat krn hanya berbeda 0,2drjt setiap hari atau sekitar 10′ (menit busur) sementara diameter sumber cahaya (matahari) jauh lebih besar yaitu sekitar 0,5drjt atau 30′.

Diarsipkan di bawah: Dongeng Geologi, RuPa-RupI

Info lain, silahkan buka http://azkun.blogspot.com
http://nuruzzaman-blogspot.com
http://nurda-azkun.blogspot.com
http://loabakungceria.blogspot.com

Minggu, 27 Juni 2010

CERAMAH DI MASJID JAMI' NURUL HUDA

Menghindarkan diri dari frustasi:
JANGAN MENDUKUNG BERLEBIHAN
ACARA Ceramah Hikmah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW berlangsung dalam suasana semarak di Masjid Jami’ Nurul Huda Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda hari Ahad malam Senin tanggal 15 Rajab 1431 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 27 Juni 2010 Miladiyah. Ratusan jamaah yang hadir memadati ruangan masjid lantai bawah bangunan baru, nampak tekun mengikuti ceramah sambil berkali-kali melihat ke atas menyaksikan lampu hias yang nampak indah dan anggun bergantung di bawah kubah tengah. Suasana kian semarak karena selain dihadiri oleh Tokoh Masyarakat, Lurah Loa Bakung dan Jajaran Badan Pengelola, acara kali ini juga dihadiri oleh dua orang Calon Wakil Walikota, yaitu Ir. H. Nusyirwan Ismail, MSi dan Ridwan Efendi, SPd., MPd. Bertindak sebagai penceramah adalah K.H. Andi Faizal, Pimpinan sebuah Pesantren di Samarinda Seberang.

AMAL JARIAH
Drs. H.M. Husni Thamrin, Ketua Umum Badan Pengelola Masjid Jami’ Nurul Huda Loa Bakung dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa acara kali ini sengaja diadakan di bangunan masjid baru yang belum selesai dengan harapan agar segenap jamaah dan warga masyarakat yang hadir dapat menyaksikan kondisi fisik bangunan yang telah dicapai hingga pada saat ini langsung dengan mata kepala sendiri. Diperkirakan kemajuan fisik untuk bangunan utama telah mencapai 85 persen, sementara itu pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pemasangan keramik dinding depan, pemasangan keramik lantai atas dan pemasangan kaca jendela. Kesempatan masih terbuka luas bagi jamaah dan warga masyarakat yang akan beramal jariah dengan berinfaq untuk percepatan penyelesaian pembangunan masjid. Direncanakan mulai bulan Ramadhan tahun ini kegiatan ibadah Shalat Tarwih, Shalat Jum’ah dan kegiatan jamaah lainnya akan dipindahkan dari tempat semula di bangunan masjid lama ke bangunan masjid baru.
Sementara itu, Lurah Loa Bakung, Drs. Samlian Noor, M.Si. dalam kata sambutannya mengingatkan warga masyarakat untuk menjaga kesehatan dalam suasana pergantian musim, di samping itu perlu menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah di tempat yang disediakan, tidak membuang di sungai dan di jalanan. Menjelang Pemilu Kada, diharapkan agar warga masyarakat tetap menjaga kerukunan dan keamanan.
INGAT ALLAH
Mengawali ceramah, K.H. Andi Faizal mengajak jamaah untuk mengingat Allah dengan berdzikir, kemudian beliau menjelaskan bahwa Allah telah memberikan jaminan bagi orang beriman yang mengingat Allah, maka hati mereka menjadi tenang. Ya, dengan ingat Allah hati menjadi tenang, bukan ingat yang lain, katanya menegaskan. Dengan kata lain beliau menjelaskan bahwa Allah tidak menjamin orang yang banyak harta, yang banyak istri, atau yang menduduki jabatan akan mendapatkan hati yang tenang. Bahkan sebaliknya, tidak sedikit orang yang gelisah dan frustasi karena banyaknya harta, banyaknya istri dan jabatan yang tinggi.

JANGAN DUKUNG BERLEBIHAN
Rupanya K.H. Andi Faizal sangat memahami psychologi massa, hal ini terungkap dari ceramahnya yang menyinggung situasi hangat yang sedang berlangsung di masyarakat saat ini. Dikatakannya, bahwa suasana demam menonton pertandingan piala dunia sepak bola dan harap-cemas menjelang PEMILU KADA tidak mustahil juga ada di dalam fikiran jamaah yang hadir di Masjid Nurul Huda. ”Bisa jadi saat ini fikiran sebagian jamaah terbelah dua, antara mendengarkan ceramah dan pertandingan sepak bola yang saat ini sedang berlangsung di Afrika, yaitu Jerman melawan Inggris”, ungkap Andi yang serentak disambut dengan ”gerr” jamaah yang hadir. Dikatakan pula bahwa kehidupan di dunia diibaratkan main bola, dalam permainan bola selalu ada pemain, wasit dan penonton. Kalau dalam permainan bola, sering ada berita saat penonton menyaksikan tim idola yang didukungnya berhasil memasukkan bola ke gawang lawan, maka suasana gembirapun meledak di hatinya dengan sorak sorai memekakkan telinga. Sebaliknya, ketika gawang tim yang didukungnya kemasukan bola, maka kepala sendiripun dipukulnya. Bahkan sering terjadi yang lebih parah lagi, pendukung setia tim idola mengamuk tidak terkendali begitu usai menyaksikan tim yang didukungnya ternyata terkalahkan. Saat ini, syetan sedang bersedih karena sedang menonton jamaah sekalian mendengarkan ceramah di masjid, mengabaikan ajakannya untuk bermalasan di rumah.
Akhirnya, Andi berpesan kepada jamaah agar jangan mendukung berlebihan kepada siapapun, insyaAllah dengan cara demikian dapat menghindarkan diri dari frustasi. Cukup sudah, banyak pelajaran tentang adanya pihak yang frustasi berbuat tak terkendali akibat kegagalan idola yang didukung setengah mati.
Info lengkap buka: http://azkuna.blogspot.com

Rabu, 05 Mei 2010

MENGENTIKAN KEBIASAAN MEROKOK

Pengajian Keluarga di Islamic Center Kalimantan Timur Jl. Slamet Riyadi Samarinda pada hari Ahad, 26 Rabi'ul Akhir 1431 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 11 April 2010 Miladiyah membahas tentang Hukum Merokok.

PENGAJIAN BERKALA
Kunarso, Sekretaris Majelis Wakaf, Zakat, Infaq dan Shadaqah PWM Kalimantan Timur dalam kata sambutannya mewakili PWM Kaltim menyampaikan informasi bahwa Pengajian Keluarga di Islamic Center adalah Pengajian Berkala diadakan sekali setiap bulan pada hari Ahad Kedua mulai pukul 08.00 sampai dengan 09.30 WITA. Pengajian yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PWM Kaltim ini dirancang untuk menghadirkan pencermah secara berselang-seling, setelah dua kali penceramah lokal dari Kalimantan Timur diselingi penceramah dari luar Kaltim. Seyogyanya untuk kali ini adalah jadwal untuk penceramah dari luar Kaltim, namun demikian karena sesuatu hal maka penceramah kali ini adalah dari Kaltim, yaitu Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Kaltim Drs. Ikhsanul Karim. Adapun topik yang dibahas dalam ceramah kali ini adalah yang sedang hangat dalam pemberitaan media masa sehingga perlu disimak dengan cermat, apalagi setelah ceramah disediakan waktu untuk diskusi.

HUKUM MEROKOK
Dalam ceramahnya, Ikhsanul Karim mengangkat topik tentang Hukum Merokok berdasarkan fatwa yang telah dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta tentang dalil yang diambil sehingga keluar fatwa tersebut sebagai berikut :

a. Merokok termasuk kategori perbuatan melakukan khabaa’its yang dilarang dalam Q 7:157,

b. Perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga itu bertentangan dengan larangan al-Quran dalam Q 2:195 dan 4:29,

c. Perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif plus mengandung 4000 zat kimia, 69 di antaranya adalah karsinogenik/pencetus kanker (Fact Sheet TCSC-AKMI, Fakta Tembakau di Indonesia) sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis dan para akademisi kesehatan. Oleh karena itu merokok bertentangan dengan prinsip syariah dalam hadits Nabi saw bahwa “tidak ada perbuatan membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.”

d. Rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun yang membahayakan walaupun tidak seketika melainkan dalam beberapa waktu kemudian sehingga oleh karena itu perbuatan merokok termasuk kategori melakukan sesuatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan hadits Nabi saw yang melarang setiap perkara yang memabukkan dan melemahkan,

e. Oleh karena merokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok dan orang sekitar yang terkena paparan asap rokok, maka pembelanjaan uang untuk rokok berarti melakukan perbuatan mubazir (pemborosan) yang dilarang dalam Q 17:26-27,

f. Merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan syariah (maqaasid asy-syariiah) yaitu (1) perlindungan agama (hifz ad-diin), (2) perlindungan jiwa/raga (hifz an-nafs) lih. No.11, (3) perlindungan akal (hifz al-‘aql) lih. No. 12 & 13, (4) perlindungan keluarga (hifz an-nasl) lih. No. 12 & 13, dan (5) perlindungan harta (hifz al-maal).

Tentang hukum fatwa ini bagi bukan perokok dijelaskan bahwa wajib menghindarkan diri dan keluarganya dari percobaan merokok sesuai dengan Q 66:6 yang menyatakan, “Wahai orang-orang beriman hindarkanlah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”

Sedangkan bagi mereka yang saat ini sudah menjadi perokok maka fatwa ini ditetapkan dengan mengingat prinsip at-tadriij (berangsur), at-taisiir (kemudahan), dan ‘adam al-kharaj (tidak mempersulit). Mereka yang telah terlanjur menjadi perokok wajib melakukan upaya dan berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk berhenti dari kebiasaan merokok dengan mengingat
Q 29:69,
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami, dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik,”
Q 2::286:
“Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya; ia akan mendapat hasil yang ia usahakan dan memikul akibat perbuatan yang ia lakukan;”
Sementara itu pusat-pusat kesehatan di lingkungan Muhammadiyah harus mengupayakan adanya fasilitas dalam memberikan terapi guna membantu orang yang berupaya berhenti merokok.

DISKUSI POSITIF
Diskusi positif terjadi setelah ceramah selesai, pertanyaan tentang bagaimana mengatasi nasib petani tembakau, bagaimana menghentikan bagi yang sudah terlanjur memiliki kebiasaan merokok sampai dengan cara bagaimana bagaimana menghindarkan anak agar tidak merokok.
Tentang nasib petani tembakau, Ikhsanul Karim menjelaskan bahwa petani umumnya punya sumber penghasilan selain dari tembakau sehingga hal itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Dalam hal ini Kunarso yang berasal dari Madiun menyampaikan informasi bahwa di desanya yang dulu banyak petani menanam tembakau, saat ini telah berganti dengan tanaman tebu, ternyata tidak menimbulkan masalah bahkan ternyata lebih menguntungkan.
Seorang jamaah ada yang menyampaikan pengalamannya yang sudah sejak lama ingin belajar merokok, tetapi sampai dengan saat ini tidak pernah berhasil karena tidak juga bisa merasakan nikmatnya.
Tentang tips untuk menghentikan merokok disampaikan oleh Kunarso, yaitu dengan cara merokok tanpa menyalakannya dengan api, insyaAllah dengan demikian lama-kelamaan akan bosan merokok.
Amir Hadi, Ketua Majelis Tablig dan Dakwah Khusus PWM Kaltim mengungkap adanya informasi bahwa "MEROKOK ADALAH JEMBATAN EMAS MENUJU NARKOBA", oleh karena itu perlu upaya sungguh-sungguh bagi yang belum untuk menjauhi kebiasaan merokok dan bagi yang sudah perlu Menghentikan Kebiasaan Merokok, jika tidak bisa sekaligus maka dapat dilakukan secara bertahap.
Tentang menghindarkan rokok bagi anak-anak, isnyaAllah dengan memasukkan mereka ke sekolah Muhammadiyah akan dididik kebiasaan untuk tidak merokok.
Acara pengajian berakhir pada pukul 09.30 WITA dengan menanamkan tekad kuat bagi segenap jamaah untuk menhindarkan diri dan keluarganya dari kebiasan merokok yang berpengaruh buruk bagi kesehatan tubuh.

Selanjutnya, silahkan baca AKU BUKAN LAGI PEROKOK !!!
http://www.facebook.com/group.php?v=wall&ref=ts&gid=58871337135#!/group.php?gid=60994294477&ref=search&sid=100000457866691.1273698452..1

http://www.facebook.com/group.php?v=wall&ref=ts&gid=58871337135#!/group.php?gid=60994294477&ref=search&sid=100000457866691.1273698452..1
http://azkun.blogspot.com.

Sabtu, 30 Januari 2010

KALENDER HIJRIYAH

http://apps.facebook.com/kalender_hijriyah/?ref=mf
http://www.qiblalocator.com/

Kamis, 14 Januari 2010

MENYIKAPI FENOMENA ALAM GERHANA

Gerhana Matahari Cincin 15 January 2010

Pada hari Jumat, tanggal 15 January 2010 terjadi gerhana matahari yang kebetulan melewati Indonesia. Gerhana matahari kali ini bukan gerhana matahari total, tetapi gerhana matahari cincin. Namun gerhana kali ini dapat dinikmati oleh kita yang tinggal di Sumatra, Jawa Barat- Jawa Tengah dan Kalimantan.

Pandangan gerhana matahari cincin ini akan optimum hanya terlihat di Srilangka dan China.

Seperti yang disarankan oleh Muhammadiyah, diharapkan kaum muslimin untuk menyelenggarakan Sholat gerhana pada waktu kejadian fenomena ini.
Bagaimana gerhana matahari itu terjadi ?

Gerhana matahari itu terjadi akibat bulan berada segaris dengan matahari, sehingga cahaya matahari tertutupi oleh bulan.

Gerhana hari Jumat hari ini 15 Januari 2010 merupakan gerhana anular (gerhana matahari cincin). Gerhana matahari cincin terjadi saat Bulan berada jauh dari bumi sehingga piringannya terlihat kecil dan tidak dapat menutupi seluruh piringan matahari. Piringan matahari yang tertutup oleh piringan Bulan hanya bagian tengahnya saja, sehingga bagian pinggir matahari tidak tertutup. Oleh karena itu piringan matahari akan terlihat dari muka bumi seperti lingkaran cincin yang bercahaya.

Peristiwa gerhana memang saat ini mudah sekali diramalkan karena pengetahuan astronomi sudah sangat berkembang serta alat-alat pengukuran dan pengamatannyapun sudah semakin canggih.

Dianjurkan bagi kaum Muslimin melaksanakan Shalat sunat ketika terjadi gerhana.


TATACARA SHALAT GERHANA
OLEH : MUHAMMAD ALI ALHAMIDY

A. MACAM-MACAM GERHANA :
1. Gerhana matahari ( kusuf )
2. Gerhana bulan ( khusuf )
B. TATACARA SHALAT GERHANA
1. Sebelum shalat gerhana, diadakan penggilan dengan ucapan as shalatu jami’ah”. Tanpa adzan dan iqamat.
خـســفـت الـشــمـس عـلى عــهـد رسـول الله صـلى الله عـلـيــه و ســلـم فـبــعـث مـنــاديـا الـصــلاة جــامـعــة
Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. lalu beliau mengirim utusan ( yang berseru ) “ash shalatu jami’ah” ( mari shalat berjamaah ! ) ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
2. Shalat gerhana dilukakan sebanyak dua raka’at.
خـسـفـت الـشـمـس عـلـى عـهـد رسـول الله صـلـى الله عـلـيـه و سـلـم فـبعـث مـنـاديـا الـصـلاة جـامـعـة فـقــام فـصـلـى اربـع ركـعـات فـى ركـعـتــيـن و اربـع سـجــدات
Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. lalu beliau mengirim utusan ( yang berseru ) “ash shalatu jami’ah” ( mari shalat berjama’ah ). Lantas beliau berdiri, lalu beliau shalat dengan empat kali ruku’ dalam dua raka’at dengan empat kali sujud ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
3. Bacaan surah atau ayat dinyaringkan.
صـلـى صـلاة الـكـسـوف فـجـهـر فـيـهــا بـالـقـراءة
Nabi shalat gerhana, lalu beliau nyaringkan bacaan padanya ( H.R. Tirmidzi dan beliau mengesahkannya dari Aisyah r.a. )
4. Pada setiap raka’at shalat gerhana dilakukan :
a. Dua kali ruku’ dan dua kali sujud, atau
فـصـلـى اربـع ركـعـات فـى ركـعـتــيـن و اربـع سـجــدات
Lalu beliau saw. shalat empat kali ruku’ dalam dua raka’at dan empat kali sujud ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
b. Tiga kali ruku’ dan dua kali sujud, atau
فـصـلـى سـت ركـعـات بـاربـع سـجـدات
Lalu beliau saw. shalat enam kali ruku’ dengan empat kali sujud ( H.R. Ahmad, Muslim dan Abu Daud dari Jabir )
c. Empat kali ruku’ dan dua kali sujud, atau
صـلـى ثـمـانـى ركـعـات فـى اربـع ستجــدات
Beliau saw. shalat delapan kali ruku’ dengan empat kali sujud ( H.R. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Nasa-i dari Ibnu Abbas )
d. Lima kali ruku’ dan dua kali sujud
وركـع خـمـس ركـوعـات و سـجــدتـيـن
Dan beliau ruku lima kali dengan dua kali sujud ( H.R. Abu Daud dan Abdullah bin Ahmad dalam al Musnad dari Ubay bin Ka’ab r.a. )
Keterangan :
Yang sering diamalkan adalah tatacara ruku’ yang pertama ( a ), yaitu setiap raka’atnya ada dua kali ruku’ dan dua kali sujud. Atau dalam dua raka’at ada empat kali ruku’ dan empat kali sujud
5. Tatacara ruku’ shalat gerhana :
a. Dua ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku lagi ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri lagi ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud.
b. Tiga ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 3 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud
c. Empat ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 3 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 4 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud
d. Lima kali ruku’, yaitu : ( 1 ) ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 2 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 3 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzikir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 4 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri sambil membaca dzilir I’tidal lalu membaca surah atau ayat, ( 5 ) kemudian ruku’ ( membaca tasbih ruku’ ), kemudian berdiri ( membaca dzikir I’tidal ), kemudian sujud.
فـقــام فـكــبـر و صـف الـنـاس وراءه فـاقـتـرأ قـراءة طـويـلـة ثـم كـبـر فـركـع ركـوعـا طـويـلا هـو ادنـى مـن الـقـراءة الاولى ثـم رفـع رأسـه فـقـال سـمـع الله لـمـن حـمـده ربـنـا و لـك الـحــمـد ثـم قـام فـاقـتـرأ قـراءة طـويـلـة هي ادنـى مـن الـقـراءة الاولـى ثـم كـبـر فـركـع ركـوعـا طـويـلا هـو ادنـى مـن الـكـوع الاول ثـم قـال سـمع الله لـمن حـمـده ربـنـا و لـك الـحـمـد ثـم سـجــد
Maka beliau saw. berdiri lalu bertakbir dan orang-orang berbaris di belakangnya. Lalu beliau membaca surah yang panjang. Kemudian beliau ruku’ yang panjang yang lebih pendek daripada bacaan surah pertama ( sebelum ruku’ ). Kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil membaca sami’allahu liman hamidah rabbana wa lakal hamdu, kemudian terus berdiri lalu membaca surah/ayat panjang yang lebih pendek daripada bacaan surah/ayat pertama ( sebelum ruku’ ). Kemudian bertakbir lalu ruku’ yang lebih pendek dari ruku’ pertama. Kemudian mengucap sami’allahu liman hamidah rabbana wa lakal hamdu. Kemudian beliau sujud …. ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
6. Panjang atau lamanya waktu dalam mengerjakan shalat gerhana :
a. Raka’at pertama lebih panjang daripada raka’at kedua.
b. Bacaan Al Fatihah dan surah di raka’at pertama diakukan seukuran bacaan surah Al Baqarah
c. Ruku’ dan sujud dilakukan relatif lama
d. Berdiri setelah ruku pertama lebih pendek daripada berdiri sebelum ruku’. Dan berdiri setelah ruku berikutnya lebih pendek daripada berdiri setelah ruku’ sebelumnya
خـسـفـت الـشـمـس عـلـى عـهـد رسـول الله صـلـى الله عـلـيــه و سـلـم فـقـام قـيـامـا طـويـلا نحـوا مـن سـورة الـبـقـرة ثـم ركـع ركـوعـا طـويـلا ثـم رفـع فـقـام قـيـامـا طـويـلا و هـو دون الـقـيـام الاول ثـم ركـع ركـوع الاول و هـو دون الـركـوع الاول ثـم سـجـد ثـم قـام قـيـامـا طـويـلا و هـو دون الـقـيـام الاول ثـم ركـع ركـوعـا طـويـلا و هـو دون الـركـوع الاول ثـم رفـع فـقـام قـيـامـا طـويـلا و هـو دون الـقـيـام الاول ثـم ركـع ركـوعـا طـويـلا و هـو دون الـركـوع الاول ثـم سـجـد ثـم انصـرف
Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Lalu beliau berdiri ( shalat ) yang lama seukuran surah Al Baqarah. Kemudian beliau ruku’ yang lama. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan berdiri yang lama, tetapi lebih pendek dari berdiri pertama ( sebelum ruku’ ), kemudian beliau sujud. Kemudian beliau berdiri yang lama, tetapi lebih pendek dari berdiri pertama ( raka’at pertama ). Kemudian beliau ruku’ yang lama, tetapi lebih pendek dari ruku’ pertama ( di raka’at pertama ). Kemudian beliau berdiri yang lama, tetapi lebih pendek dari berdiri pertama. Kemudian beliau ruku’ yang lama, tetapi lebih pendek dari ruku’ pertama. Kemudian beliau sujud. Serta kemudian beliaupun salam ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas )
7. Setelah shalat diadakan khutbah
ثـم قـام فـخـطـب الـنـاس فـاثـنـى عـلـى الله بـمـا هـو اهــلـه
Kemudian beliau saw. berdiri, lalu berkhutbah kepada orang banyak sambil menyanjung kepada Allah sesuai dengan kelayakan yang Dia miliki ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah )

8. Amaliyah-amaliyah yang diperintahkan/dianjurkan ketika terjadi gerhana :
a. Segera melaksanakan shalat gerhana dengan berjama’ah
فـاذا رايأتــمـوهـمــا فـافــزعـوا الـى الـصــلاة
Bila kamu melihat terjadinya dua gerhana tersebut, maka bersegeralah menuju shalat ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah )
b. Banyak berdoa kepada Allah
فـاذا رايــتـمــوهـمــا فـادعـوا الله تـعــالـى و صــلـوا
Bila kamu meliahat kejadian dua gerhana tersebut maka segeralah berdoa kepada Allah dan shalatlah ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Mughirah r.a. )
c. Banyak berdzikir kepada Allah
فـاذا رايــتـم ذلـك فـاذكـروا الله
Bila kamu melihat yang demikian itu ( gerhana ), maka berdzikirlah kepada Allah ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas )
d. Banyak beristighfar kepada Allah
فـاذا رايــتـم شـيــئـا مـن ذلـك فـافــزعـوا الـى ذكـر الله و دعــائه و اســتـغـفــاره
Bila kamu melihat sesuatu dari yang demikian ( gerhana ), maka segeralah berdzikir kepada Allah, berdoa kepadaNya dan beristighfar ( minta ampun ) kepadaNya ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa r.a. )
e. Banyak bersedekah
f. Banyak bertakbir
فـادعـوا الله و كـبـروا و تـصـدقـوا و صـلـوا
Maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah dan shalatlah ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. )
g. Memerdekakan hamba sahaya ( budak )
لـقــد امـر رسـول الله صألـى الله عـلـيــه و سـلـم بـالعـتــاقـة فـى كـســوف الـشـمــس
Sesungguhnya Rasulullah saw. menyuruh memerdekakan hamba sahaya disaat gerhana matahari ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Asma’ binti Abu Bakar )
9. Tadabbur ( renungan ) tentang gerhana :
a. Gerhana matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang selalu terjadi di alam semesta ini
b. Terjadinya gerhana adalah karena kekuasaan Allah, bukan karena hidup atau matinya seseorang
c. Jangan mengaitkan gerhana dengan syirik, khurafat atau dongeng seperti menganggap terjadinya gerhana karena matahari atau bulan sedang ditelan oleh seekor naga atau binatang besar
ان الـشــمـس و الـقــمـر آيـتــان مـن آيــات الله لا يـنـكــسـفــان لـمــوت احــد و لا لـحــيـاتـه
Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana tidak terjadi pada keduanya karena kematian atau hidupnya seseorang ( H.R. Bukhari dan Muslim dari Al Mughirah bin Syu’bah )

Sabtu, 09 Januari 2010

PENGAJIAN DI ISLAMIC CENTER 10-1-2010

InsyaAllah, Pengajian di Islamic Center Kaltim Ji Slamet Riyadi Samarinda, pada hari Ahad 25 bulan Muharram tahun 1431 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 10 Januari 2010 Miladiyah mulai pukul 08.00 WITA, bertindak sebagai penceramah Bapak Prof. Dr. H.M. Din Syamsudin dari Jakarta.
Diharapkan kepada kaum Muslimin di Samarinda dan sekitarnya berkenan hadir pada acara tersebut, semoga bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT.

Sabtu, 02 Januari 2010

BELAJAR DEMOKRASI DARI RT 44 LOA BAKUNG

ALHAMDULILLAH, Pemilihan Ketua RT 44 Loa Bakung Periode 1010-2013 telah berlangsung dengan lancar hari ini, Ahad 3 Januari 2010. Dari 85 KK warga, yang hadir dan memberikan suara sebanyak 69 orang. Pemungutan suara dari pukul 08.00 -10.00 WITA.

Hadir pada saat pemungutan suara Lurah Loa Bakung Drs. Samlian Noor, MSi. Lurah berpesan kepada warga agar mentaati ketentuan yang di atur dalam Perda terkait dengan jabatan Ketua RT, setiap masa jabatan habis perlu diadakan pemilihan lagi seperti yang berlangsung di RT 44 Loa Bakung. Pukul 10.00 pemungutan suara ditutup dan diadakan perhitungan suara. Hasil perhitungan Sriyono memperoleh55 suara, disusul Rusiadi 8 suara, H. Hanafiah 3 suara dan Balya 2 suara, dengan demikian Sriyono terpilih sebagai Ketua RT 44 Loa Bakung untuk masa jabatan yang kedua.

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya bahwa Warga RT 44 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang mengadakan pemilihan Ketua RT pada tanggal 3 Januari 2010 karena masa jabatan ketua RT yang ada saat ini telah berakhir. Pelaksanaan pemilihan ketua RT dilaksanakan seperti tiga kali sebelumnya di lingkungan RT ini yang selalu dimulai dengan mengadakan penjaringan calon dan kemudian dilaksanakan pemilihan ketua RT dengan melakukan pencoblosan tanda gambar layaknya Pemilu.
Proses seperti itu telah dilakukan mulai tahun 2000 yang lalu, pada saat itu pelaksana tugas Ketua RT Ir, Kunarso menggantikan ketua RT sebelumnya M. Amrin yang pindah alamat rumah tinggalnya. Pada waktu pemilihan berlangsung dari tiga calon yang ada, Kunarso terpilih jadi Ketua RT definitif, kemudian pada saat masa jabatan Ketua berakhir pada tahun 2003 di adakan lagi pemilihan Ketua RT dan Kunarso terpilih kedua kalinya. Ketika masa jabatan kedua berakhir, diadakan pemilihan lagi pada tahun 2006 dengan proses yang sama dan Kunarso yang sudah dua kali menduduki jabatan Ketua RT sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak ikut sebagai calon, maka dari tiga calon yang dipilih saat itu Sriyono memperoleh suara terbanyak dan jadi Ketua RT.
Pemilihan Ketua RT 44, selalu mendapat perhatian media masa karena dapat menjadi contoh bagi RT lainnya dalam belajar demokrasi sekaligus sebagai latihan bagi warga menyongsong Pemilu agar terbiasa dengan pilihan berbeda.
Kebiasaan baik yang telah berlangsung berturut–turut itu, oleh Ketua RT yang ada saat ini Sriyono diadakan lagi, ketika masa jabatan Sriyono berakhir segera menyiapkan Panitia Pemilihan dengan Balya sebagai Ketua dan Fahri sebagai Sekretaris.

Seyogyanya, RT lain juga mengikuti ketentuan yang ada, jangan sampi ada ketua RT menduduki jabatan melebihi batas dari ketentuan yang ada, yaitu maksimal dua kali masa jabatan, yaitu enam tahun.